Selasa, 10 Februari 2009

Yang Terlupakan

a  ........................................................

Dalam ‘mimpiku’ yang sekejap. Kata-kata yang sudah lama kuharapkan dan kutunggu kedatangannya. Kata-kata tanpa kepalsuan. Kata-kata harapan. Sebuah janji, tanpa ‘nama’.

Lagi dan lagi, kupandangi lonceng angin yang berdenting disentuh sang bayu, yang juga menyusup masuk melewati jendela yang terbuka malu-malu. Udaranya panas. Aku mendesah. ‘Seperti orang bodoh saja’, pikirku. Saat ini, akupun tak mengerti apa yang aku inginkan. Kutopang daguku dengan tangan kananku dan memandang jauh kearah langit biru yang sedikit menyilaukan. Berusaha mengingat sesuatu yang belum pasti keberadaannya. Kutepis rasa tidak percayaku itu. Ada sedikit keraguan. Tapi, aku ingin mempercayainya. Tidak mudah. ‘Kau bahkan tidak tahu apa yang kau pikirkan saat ini.’, jelasku tersenyum kecut pada diriku sendiri. Hanya satu yang pasti, AKU MERASA RINDU. Entah kepada siapa atau apa. Kalau aku menutup mata, aku merasa bisa melihatnya. Namun, itu hanya mimpi selama tiga detik. Membuyar begitu cepat, secepat kedatangannya. Detik- detik yang berlalu tanpa kepastian. Aku menyandarkan tubuhku pada kursiku yang nyaman. Angin yang lembut membuat kelopak mataku terasa semakin memberat. Seperti berbisik, menyuruhku untuk tidur. Untuk bermimpi. Seperti yang telah kuharapkan di hari-hari sebelumnya. Mimpi dimana aku bisa bertemu dengan rasa rinduku. Walau aku tahu nanti, setelah aku terjaga… ia akan menghilang dan menyisakan rasa rindu yang sama. Lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar